top of page

Mengapa Orang Indonesia Bekerja di Jepang? Pemagang Teknik, Tokutei Ginou, dan Situasi di Indonesia

  • Writer: srimuspanii
    srimuspanii
  • Feb 24
  • 6 min read

Foto bersama staf dan siswa LPK Timedoor.
Foto bersama staf dan siswa LPK Timedoor.


Pendahuluan

Halo! Timedoor adalah perusahaan yang berfokus pada pelatihan dan penyaluran tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di Jepang.


Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak tenaga kerja asing yang datang ke Jepang. Indonesia adalah salah satu negara yang mengirimkan banyak pekerja ke Jepang. Sebaliknya, anak muda Jepang juga semakin banyak yang bekerja di luar negeri, seperti Australia dan Kanada, untuk belajar bahasa Inggris, mendapatkan pengalaman hidup di luar negeri, atau mencari penghasilan yang lebih besar.


Di Indonesia, budaya bekerja di luar negeri lebih berkembang dibandingkan di Jepang. Artikel ini akan menjelaskan mengapa budaya ini begitu kuat di Indonesia.


Situasi Wawancara
Situasi Wawancara

Jumlah Pekerja Migran

Setiap tahunnya, jumlah pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di luar negeri mencapai jutaan orang. Pada tahun 2020, dilaporkan bahwa sekitar 3,5 juta orang Indonesia bekerja di luar negeri.


Negara tujuan utama pekerja migran Indonesia meliputi Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab (UAE).


Sebagai contoh, di negara tetangga Malaysia, terdapat sekitar 1 juta pekerja Indonesia. Sementara itu, di Arab Saudi negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Indonesia terdapat sekitar 600 ribu pekerja Indonesia.


Berapa Banyak Orang Indonesia yang Bekerja di Jepang?

Dalam 10 tahun terakhir, jumlah pekerja asing di Jepang, khususnya di kota-kota besar, meningkat pesat.


Tentu saja, jumlah pekerja Indonesia di Jepang juga terus bertambah.


Setiap individu memiliki alasan yang berbeda-beda untuk bekerja di Jepang, tetapi alasan utama adalah karena gaji di Jepang jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

  • Rata-rata gaji bulanan di Jepang adalah sekitar 300.000–350.000 yen.

  • Sementara itu, rata-rata gaji bulanan di Indonesia hanya sekitar 2,8 juta–3,5 juta rupiah (28.000–35.000 yen).


Perbandingan ini menunjukkan bahwa gaji di Jepang sekitar 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.


Ada beberapa jenis visa yang memungkinkan orang Indonesia bekerja di Jepang. Di antaranya, tiga yang paling umum adalah:


Pemagang Teknik (技能実習生 / Ginou Jisshuusei)

Banyak orang Indonesia yang datang ke Jepang melalui program magang teknik (Technical Intern Training Program).

Menurut data tahun 2019, jumlah pemagang teknik asal Indonesia di Jepang mencapai sekitar 40.000 orang. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.


Pekerja Paruh Waktu dari Kalangan Mahasiswa

Banyak mahasiswa asal Indonesia yang bekerja paruh waktu (part-time) di Jepang untuk menutupi biaya hidup mereka. Menurut data tahun 2019, terdapat sekitar 7.000 mahasiswa Indonesia yang tinggal di Jepang, dan mayoritas dari mereka bekerja sambil belajar.


Namun, mahasiswa internasional memiliki batasan waktu kerja maksimal 28 jam per minggu. Karena kebutuhan ekonomi, beberapa mahasiswa melanggar batasan ini (overwork), yang dapat menimbulkan masalah hukum dan kesejahteraan mereka.


Pekerja dengan Visa Tokutei Ginou (特定技能)

Pada tahun 2019, Jepang memperkenalkan sistem visa kerja baru yang disebut "Tokutei Ginou" (特定技能) atau Specified Skilled Worker. Visa ini memungkinkan lebih banyak pekerja asing, termasuk dari Indonesia, untuk bekerja di berbagai sektor industri di Jepang.


Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat beberapa ribu pekerja asal Indonesia yang bekerja di Jepang dengan visa Tokutei Ginou.


Timedoor juga berkontribusi dalam program ini dengan memberikan pelatihan bahasa Jepang dan edukasi karier, serta membantu pengiriman tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di Jepang melalui skema Tokutei Ginou.


Manfaat bagi Ekonomi Indonesia


Para pekerja migran Indonesia berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia melalui pengiriman uang (remittance).


Menurut data tahun 2020, jumlah total remitansi yang dikirim oleh pekerja migran Indonesia ke dalam negeri mencapai sekitar 11 miliar USD (sekitar 1,2 triliun yen).

Dana yang dikirim ini umumnya digunakan untuk:

  • Biaya hidup keluarga

  • Pendidikan anak

  • Layanan kesehatan

  • Investasi dalam bisnis kecil dan infrastruktur komunitas


Rata-rata Gaji di Indonesia


Rata-rata Gaji Keseluruhan

Di Indonesia, rata-rata gaji bulanan secara nasional berkisar antara 4.000.000–5.000.000 rupiah (sekitar 28.000–35.000 yen).


Rata-rata Gaji Berdasarkan Kota

  • Jakarta (ibu kota): 7.500.000–8.000.000 rupiah (sekitar 52.500–56.000 yen)

  • Surabaya (Jawa Timur): 4.500.000–5.000.000 rupiah (sekitar 31.500–35.000 yen)

  • Bandung (Jawa Barat): 4.000.000–4.500.000 rupiah (sekitar 28.000–31.500 yen)

  • Bali (industri pariwisata utama): 3.500.000–4.000.000 rupiah (sekitar 24.500–28.000 yen)


Rata-rata Gaji Berdasarkan Industri

  • Industri Manufaktur: 4.500.000 rupiah (sekitar 31.500 yen)

  • Industri Jasa: 4.000.000 rupiah (sekitar 28.000 yen)

  • Industri IT & Teknologi: 7.000.000 rupiah (sekitar 49.000 yen)

  • Industri Keuangan & Asuransi: 8.000.000 rupiah (sekitar 56.000 yen)


Upah Minimum

Upah minimum di Indonesia bervariasi tergantung pada daerahnya. Pada tahun 2022, rata-rata upah minimum nasional adalah sekitar 2.500.000 rupiah (sekitar 17.500 yen).

Sebagai perbandingan, upah minimum di Jakarta adalah 4.416.186 rupiah (sekitar 31.000 yen).


Fenomena "Tanggal Tua"

Di Indonesia, ada istilah "Tanggal Tua", yang secara harfiah berarti "hari tua".

  • "Tanggal" berarti tanggal atau hari.

  • "Tua" berarti tua atau menua.


Istilah ini sering digunakan dalam konteks ekonomi untuk menggambarkan periode sebelum gajian, ketika seseorang mulai kehabisan uang.


Banyak orang di Indonesia mengalami "Tanggal Tua" setiap bulan karena tidak memiliki tabungan yang cukup. Jika mereka mengalami kesulitan keuangan, mereka sering meminjam uang dari keluarga atau teman untuk bertahan hingga hari gajian berikutnya.


Standar Gaji

  • Pekerja dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki gaji lebih tinggi.

  • Lulusan universitas bisa mendapatkan lebih dari 8.000.000 rupiah (sekitar 56.000 yen) per bulan.

  • Namun, meskipun jumlah lulusan universitas semakin meningkat, kesempatan kerja tetap terbatas, sehingga banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan.

  • Pekerja dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dapat memperoleh lebih dari 10.000.000 rupiah (sekitar 70.000 yen) per bulan.



Jenis Pekerjaan di Luar Negeri


Pekerja Rumah Tangga (Asisten Rumah Tangga, Pengasuh Anak, dll.)

  • Sekitar 70% pekerja migran Indonesia bekerja di sektor ini.

  • Profesi ini lebih mudah diakses bagi perempuan dan individu dengan pendidikan rendah.


Konstruksi dan Manufaktur

  • Banyak pekerja Indonesia bekerja di industri konstruksi dan manufaktur di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur.

  • Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) menjadi tujuan utama pekerja sektor ini.



Permasalahan Pekerja Migran 

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan berbagai LSM melaporkan bahwa pekerja asal Indonesia sering menghadapi kondisi kerja yang tidak adil dan pelanggaran hak asasi manusia.


Sebagai contoh, terdapat banyak laporan mengenai pelanggaran hak tenaga kerja di Arab Saudi dan Malaysia.


Pada tahun 2024, kasus mahasiswa magang asal Indonesia di Jerman menjadi perhatian. Sebanyak 1.047 mahasiswa dari 33 universitas Indonesia mengalami eksploitasi dalam skema Ferienjob (pekerjaan singkat untuk mahasiswa).


Pemerintah Indonesia berupaya melindungi hak-hak pekerja migran dengan menjalin perjanjian bilateral antara negara pengirim dan negara penerima tenaga kerja. Selain itu, pemerintah juga semakin memperkuat program pelatihan keterampilan dan pendidikan bagi pekerja migran sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri.


Ketergantungan Ekonomi & Risiko 


Perekonomian daerah yang bergantung pada remitansi (pengiriman uang dari luar negeri) menjadi semakin rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.


Faktor-faktor seperti:

  • Penurunan harga minyak, atau

  • Ketidakstabilan ekonomi di negara penerima pekerja migran,

dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pekerjaan mereka.


Sebagai respons, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri dengan:

Investasi infrastruktur

Diversifikasi industri


Tujuannya adalah agar masyarakat tidak perlu bergantung pada pekerjaan di luar negeri untuk mendapatkan penghasilan yang stabil.


Pada masa pandemi COVID-19, banyak pekerja migran kehilangan pekerjaan atau dipaksa pulang ke Indonesia akibat pembatasan perjalanan dan penutupan rute penerbangan internasional. Akibatnya, mereka kehilangan sumber pendapatan dan menghadapi kesulitan ekonomi.


Meskipun pemerintah berusaha meningkatkan lapangan kerja di dalam negeri, peluang kerja masih terbatas, sehingga banyak masyarakat Indonesia tetap memilih untuk bekerja di luar negeri.


Pengembangan SDM oleh Timedoor 



Timedoor saat ini sedang mengembangkan tenaga kerja dalam bidang berikut:

  • Industri makanan & minuman (restoran)

  • Industri manufaktur makanan (pabrik)

  • Pembersihan gedung (building cleaning)

  • Perawat lansia

  • Teknologi informasi (IT Engineer)


Di Jepang, pekerja dengan visa Tokutei Ginou (特定技能) hanya dapat bekerja di 14 sektor industri yang mengalami kekurangan tenaga kerja. Saat ini, Vietnam adalah negara pengirim tenaga kerja terbesar, diikuti oleh Indonesia sebagai yang kedua terbanyak.

Indonesia semakin diperhatikan sebagai “Next Vietnam”, karena memiliki populasi yang besar dengan mayoritas generasi muda.


Dalam sektor pertanian & perikanan, banyak pekerja Indonesia telah bekerja melalui program magang teknis (技能実習制度 / Ginou Jisshuu). Namun, industri seperti perhotelan dan restoran tidak termasuk dalam program magang ini.


Oleh karena itu, sekolah-sekolah pengiriman tenaga kerja di Indonesia masih sangat sedikit yang berfokus pada pelatihan keterampilan di sektor hospitality.


Timedoor sedang mengambil tantangan baru dengan mencetak tenaga kerja profesional di bidang hospitality, agar lebih banyak tenaga kerja Indonesia bisa bekerja di sektor ini di Jepang.


Kami akan terus mendukung masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di Jepang. Jangan ragu untuk menghubungi kami!






 
 
 

Comments


bottom of page